Bab 3: Bayang-Bayang Kecurigaan



Setelah beberapa minggu berkenalan lebih dekat, hubungan antara Lana dan Affan semakin berkembang. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, tidak hanya di kafe kampus, tetapi juga di tempat-tempat lain di kota. Setiap kali mereka bertemu, Lana merasa seperti ada sesuatu yang membuat hidupnya lebih berarti. Affan selalu hadir dengan senyum hangat dan sikap yang penuh perhatian, dan Lana merasakan kenyamanan yang sudah lama tidak dia rasakan.

Suatu malam, setelah menghadiri acara kampus, Lana dan Affan memutuskan untuk berjalan-jalan di tepi danau dekat kampus. Suasana malam yang tenang, dengan sinar bulan yang memantul di atas air, menciptakan latar belakang yang romantis. Mereka duduk di sebuah bangku kayu, berbicara tentang berbagai hal—dari masa depan hingga kenangan masa lalu.

Tiba-tiba, Affan menatap Lana dengan serius. “Lana, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Lana merasa sedikit cemas. “Apa itu?”

Affan menghela napas. “Aku tahu kita baru saja mulai mengenal satu sama lain, tapi aku merasa ada yang perlu kita bicarakan lebih dalam. Aku sangat menghargai waktu yang kita habiskan bersama, tapi kadang-kadang aku merasa ada yang tidak benar.”

Lana merasa sedikit terkejut dan bertanya, “Apa maksudmu?”

“Kadang-kadang,” kata Affan, “aku merasa kamu terlalu dekat dengan pria lain. Aku tahu ini mungkin terdengar cemburu, tapi aku hanya ingin memastikan kita memiliki kejelasan.”

Lana merasa hatinya berdesir. Dia tidak menyangka akan menghadapi tuduhan seperti itu. “Aku tidak mengerti mengapa kamu merasa seperti itu. Aku selalu berusaha jujur dan terbuka denganmu.”

Affan segera menenangkan Lana. “Aku tidak bermaksud menuduhmu. Aku hanya merasa sedikit cemas dan ingin kita memiliki komunikasi yang jelas.”

Meskipun Affan mencoba untuk menjelaskan, Lana tidak bisa mengabaikan perasaan tidak nyaman yang muncul. Dia merasa seolah-olah sedang berada di bawah pengawasan ketat tanpa alasan yang jelas. Namun, dia memilih untuk mengabaikan perasaan itu dan terus mempercayai Affan.

Beberapa hari kemudian, Lana menerima pesan singkat dari Affan yang menunjukkan ketidakpuasan lebih lanjut. Affan menuduh Lana berfoto dengan pria lain dan mengingatkan bahwa dia harus menjaga jarak dari orang lain. Lana merasa tertekan dan bingung, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang dan menjelaskan bahwa tidak ada yang salah dengan interaksinya.

Seiring waktu, tuduhan-tuduhan tersebut semakin sering muncul. Affan mulai menunjukkan sikap yang lebih dominan dan mengontrol. Dia melarang Lana berbicara dengan pria lain dan meminta agar Lana menghapus foto-foto yang melibatkan pria lain dari media sosialnya. Lana merasa semakin tertekan, tetapi dia tetap berusaha untuk memahami perasaan Affan dan tidak ingin merusak hubungan yang sudah dibangunnya.

Satu malam, setelah menerima pesan yang sangat marah dari Affan, Lana merasa benar-benar hancur. Affan menuduhnya selingkuh dengan pria lain dan mengatakan hal-hal kasar yang membuat Lana merasa sangat terluka. Lana mencoba menjelaskan situasinya, tetapi Affan tidak mau mendengarkan.

Keesokan paginya, Lana menerima pesan dari Affan yang mengabarkan bahwa dia tidak ingin melanjutkan hubungan mereka. Affan memblokir dan menghapus semua kontak dengan Lana tanpa memberi penjelasan lebih lanjut. Lana merasa dikhianati dan sangat terkejut. Dia tidak pernah membayangkan bahwa seseorang yang dia percayai bisa bertindak sekejam ini.

Di tengah kesedihan dan kepedihan yang mendalam, Lana merasa seperti dunia runtuh di sekelilingnya. Namun, meskipun hatinya hancur, dia memutuskan untuk tidak membalas dendam atau mengungkapkan kemarahannya. Dia memilih untuk menyimpan semua informasi tentang Affan dan wanita lain yang terlibat dalam situasi ini dengan diam-diam. Lana menyadari bahwa dia tidak perlu membiarkan tindakan buruk orang lain mengontrol hidupnya.

Dengan tekad yang kuat, Lana mulai perlahan-lahan memulihkan dirinya. Dia fokus pada pekerjaan dan mulai mengejar impian yang sudah lama tertunda. Meskipun kenangan pahit itu masih menghantuinya, Lana merasa bahwa dia memiliki kekuatan untuk melanjutkan hidup dan membangun kembali dirinya.

Di tengah malam yang sunyi dan penuh kesedihan, Lana akhirnya menemukan ketenangan. Dia memahami bahwa meskipun dia telah mengalami luka yang mendalam, dia memiliki kekuatan untuk menghadapi segala tantangan yang ada di depannya. Dia memutuskan untuk membiarkan masa lalu berlalu dan bergerak maju dengan harapan baru dan tekad yang lebih kuat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARENA AKU TAK SELALU

Bab 9: Menemukan Keseimbangan

Bab 7: Titik Balik