JIKA NANTI, TUAN


masalahnya aku sudah terlanjur
menghentikan tujuanku padamu tuan.
kau memang tak tidak bisa dikatakan baik,
tapi aku tidak bisa mengatakanmu buruk.

mungkin ini yang dinamakan terhenti,
cinta kadang memang aneh, aku harus berhenti
dimana pemberhentian itu bukanlah pemberhentian
yang diinginkan.

cinta memang egois, kadang tak melihat siapa dan dimana.
apalagi yang harus aku definisikan soal cinta ??
semua telah tertuju untuk kamu,., bahkan mungkin
saat ini seakan standar mencintaiku itu hanya kamu.

harus seperti apa lagi aku mencintaiu?
dengan tetesan air mata?
dengan nyaring tawa?
atau dengan hujaman didada?

mencintaimu terasa sulit,
setelah dustamu berkali-kali
bisa bertukar sebentar tuan?
hanya untuk merasakan apa yang aku rasa,
tak perlu lama 5 menit saja.

agar kau tau...
karena sejatinya rasa itu takkan pernah hilang...
terlupakan mungkin ia..,
tapi tak kan bisa terulang lagi...
membawa memori lalu, bersama angin,
dan kerinduanku terhadap Hujan.

Berbeda dengan orang lain ...
aku merindukan Juli tuan..,
dimana jantung kita menjadi satu irama,
dimana senyum kita merekah karena alasan yang sama.
dimana tangis kita gugur karena kekecewaan yang sama.

bukankah itu menyenangkan tuan??
kita pernah bersama-sama
dalam rasa yang tak kita sadari..,

tuan jika nanti kau berubah menjadi sesorang yang bukan lagi ku kenal..
bukan lagi seperti orang yang selalu aku sebut dalam doa dan sujud malam ku.
aku minta maaf tuan..
hatiku tak sekuat baja..
aku mohon sedikit saja pengertian..
tak bisakah kau dengarkan aku?
walau nanti mungkin itu ucapan terakhirku untukmu?

Tuan maaf aku tidak bisa lebih lama bertahan
adakalanya aku akan pergi nanti..
karena kecewa yang kau ciptakan dan maaf tuan
jika aku harus pergi aku tidak bisa sebercanda itu dalam hal mencintai..

dan akhirnya aku berada pada titik jenuh.
apakah harus aku trus mencintaimu?
sedang kau slalu meminta maaf dan berulang lagi?.
aku lelah tuan jika harus selalu menjadi yang memaafkan..
kadang cinta juga butuh pengorbanan tapi tak juga harus berkali-kali
perasaanku yang kau tumbalkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARENA AKU TAK SELALU

Bab 9: Menemukan Keseimbangan

Bab 7: Titik Balik